Rabu, 29 Maret 2017

TUGAS ILMU BUDAYA DASAR 1

TUGAS
ILMU  BUDAYA DASAR

Gambar terkait
   
Dosen              : Ibu Ramita Hapsari
Nama               : Paulina Maria Katharina  
NPM                    : 15116739
Kelas                   : 1KA19



Kelas 1KA19

GUNADARMA SALEMBA




1.    Hubungan Sistem Informasi dengan Ilmu Budaya Dasar
Dalam kesehariannya manusia tidak dapat terlepas informasi-informasi yang ada disekitarnya. Mengapa demikian? Karena manusia memiliki panca indera yang berfungsi menerima setiap informasi bagi dirinya sendiri maupun bagi orang lain. Tak bisa dipungkiri bahwa setiap input yang masuk kedalam panca indera kita dapat menjadi sebuah informasi, entah itu menjadi informasi yang bermanfaat ataupun tidak. Dan bila manusia itu sendiri merasa bahwa informasi itu sangat penting bagi dirinnya maka akan timbul perasaan keingintahuan dan penasaran untuk mendapatkan informasi tersebut sebanyak-banyaknya. Manusia pun akan selalu semakin berkembang bila ia mampu mendapatkan informasi yang sebanyak mungkin ia dapatkan. Selanjutnya informasi yang telah didapat tadi oleh manusia tersebut pada akhirnya bisa merubah cara berfikir, pergaulan, wawasan, kebiasaan, dan bisa merubah pandangan dari niai-nilai yang telah berlaku di masyarakat sekitarnya.

PENGERTIAN SISTEM INFORMASI
Definisi dari Sistem Informasi sendiri ialah suatu sistem terintegrasi yang mampu menyediakan Informasi yang bermanfaat bagi penggunanya.
Sistem informasi dalam suatu organisasi dapat dikatakan sebagai suatu sistem yang menyediakan informasi bagi semua tingkatan dalam organisasi tersebut kapan saja diperlukan. Sistem ini menyimpan, mengambil, mengubah, mengolah dan mengkomunikasikan informasi yang diterima dengan menggunakan sistem informasi atau peralatan sistem lainnya.

PENGERTIAN ILMU BUDAYA DASAR
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai “kultur” dalam bahasa Indonesia. Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbada budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari. Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia
Dalam disiplin ilmu antropologi budaya, kebudayaan dan budaya itu artinya sama saja.Kebudayaan ataupun yang disebut peradaban mengandung pengertian yang luas, meliputi pemahaman perasaan sauatu bangsa yang kompleks, meliputi pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hukum, adat istiadat (kebiasaan), dan pembawaan lainnya yang diperoleh dari anggota masyarakat.Pendek kata kebudayaan dalam kaitannya dengan ilmu budaya dasar adalah penciptaan, penertiban, dan pengolahan nilai-nilai insani ; tercakup didalamnya usaha memanusiakan diri didalam alam lingkungan, baik fisik maupun sosial.
Dasar adalah suatu awalan atau permulaan dari semuannya, ilmu dasar berarti ilmu yang di pelajari adalah awal dari sebuah pelajaran dan pelajaran itu akan berkembang yang disebut pengembangan dasar.
Ilmu Budaya Dasar Merupakan Pengetahuan Tentang Perilaku Dasar-Dasar Dari Manusia karena pada ilmu budaya dasar memiliki unsur-unsur dari kebudayaan yaitu:
1.SistemReligi/Kepercayaan
2.Sistem organisasi kemasyarakatan
3. Ilmu Pengetahuan
4. Bahasa dan kesenian
5. Mata pencaharian hidup
6. Peralatan dan teknologi

Hubungan antara Ilmu Budaya Dasar dengan Sistem Informasi
Contoh perkembangan sistem informasi adalah internet, dimana dengan internet tersebut memberikan dampak yang besar dalam dunia kemasyarakatan baik dalam segi positif maupun segi negatif.

Adapun dampak positif yang ditimbulkan dari penggunaan internet terhadap kehidupan manusia sehari-hari adalah :
1. Penyebaran Informasi lebih cepat, luas dan mudah
Karena konsep internet yang dapat menghubungkan semua pengguna-nya dan dengan adanya mesin pencari (search engine) seperti google, yahoo, wikipedia, dan lain lain maka pengguna internet dapat menemukan informasi yang ingin didapatkan dengan cepat dan mudah. Dengan alasan ini internet sekarang menjadi media nomor satu dalam penyebaran informasi di antar Negara.

2. Memajukan kualitas dan kuantitas dalam dunia pendidikan
Dengan adannya fasilitas pendidikan yang dibangun di dunia internet seperti e-Learning maka penyebaran pendidikan menjadi lebih mudah, lebih atraktif dan lebih komunikatif. Sehingga dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas dalam dunia pendidikan.

3. Memudahkan Birokrasi dalam pemerintahan
Sering sekali masyarakat mengeluh terhadap birokrasi yang panjang dan sulit dalam urusan pemerintaBahkan sampai saat ini sifat copyleft lebih banyak daripada copyrhan, tapi dengan adanya pemanfaatan di dunia internet maka birokrasi pemerintahan menjadi lebih mudah dan cepat, contohnya adalah penerapan sistem online terhadapt urusan pemerintahan, sehingga masyarakat tidak harus menhabiskan banyak waktu dalam mengurus kegiatan pemerintahan. Tapi di Negara yang masih berkembang seperti Indonesia pemanfaatan ini belum di gunakan secara maksimal.

4. Memajukan dunia bisnis
Tersedianya fitur-fitur di internet seperti e-mail daalam dunia bisnis sehingga dunia bisnis saat ini dapat menjadi lebih berkembang.

5. Mendukung kehidupan sosial dalam masyarakat
Pemanfaatan inilah yang sering dirasakan di kalangan dunia masyarakat terutama dalam kalangan pemuda, dengan adanya fasilitas di internet seperti e-mail, chating dan situs jejaring sosial (seperti facebook, friendster dan twitter) dapat menjadi terobosan baru di dalam kehidupan sosial masyarakat. Karena hal ini dapat menjadi sarana penghubung antar manusia tanpa harus bertatap muka.

Walaupun begitu banyak dampak positif yang didapatkan dari internet, ada pula dampak negatif yang ditimbulkan, antara lain :
1. Pelanggaran Hak Cipta
Jelas sekali dengan adanya internet pembajakan dalam berbagai bidang seperti teknologi, musik, film menjadi lebih mudah. Bahkan sampai saat ini sifat copyleft lebih banyak daripada copyright.

2. Kasus Pornografi
Pada tiap tahunnya semenjak kelahiran internet situs yang memuat informasi pornografi semakin meningkat, tentunya ini dapat merusak kehidupan manusia tentunya di kalangan anak di bawah umur, karena internet dapat diakses oleh siapapun.

3. Kecanduan Internet
Melalui game online yang terintegrasi dengan internet sering sekali banyak orang (terutama anak dibawah umur) kecanduan untuk memainkan game ini melebihi batas.

4. Kurang Bersosialisasi Terhadap Masayarakat Sekitar
Kehidupan sosial masyarakat juga ikut berdampak akibat perkembangan informasi tersebut, terutama pada perkembangan internet. Dampak dari pengaruh tersebut adalah kurangnya sikap gotong-royong dari masyarakat, individualisme terlihat pada masyarakat kota. Hubungan sosial yang terjalin di masyarakat kita bisa hanya dengan menggunakan via hand phone atau via email. Memang cara seperti itu praktis, cepat dan mudah. Tapi tanpa sadar mereka tidak dapat bersilaturahmi secara langsung.

Referensi:
http://hamdaniphd.blogspot.co.id/2015/03/hubungan-ilmu-budaya-dasar-dengan.html
https://zaenalafandi.wordpress.com/2015/05/05/hubungan-sistem-informasi-dengan-ilmu-budaya-dasar/
http://tnsamuel.blogspot.co.id/2015/03/hubungan-ilmu-budaya-dasar-dengan.html



2. Ceritakan budaya kalian dimana kalian berasal. Pengetahuan budaya apa saja kini mulai ditinggalkan/hilang eksistensinya di Indonesia serta bagaimana peran masyarakat dalam melestarikan kebudayaan tersebut.

                Gambar terkait
Saya lahir di Jakarta tetapi orang tua saya bukan keturunan betawi. Ayah saya lahir di Flores tetapi ayahnya berasal dari Tionghoa dan ibunya berasal dari Flores. Ibu saya keturunan Belanda tetapi tinggal di Jakarta dari lahir. Semenjak masa muda ayah ibu saya mendapat didikan dari orang orang Belanda sehingga di rumah saya lebih banyak di didik dengan didikkan Belanda maksudnya kedisiplinan dan kejujuran merupakan hal yang paling penting dan terutama.  Bukan hanya soal pendidikan tetapi juga dari segi perilaku dan tutur kata. Saya diajarkan untuk secara terbuka dan to the point.
Kembali lagi ke topik kita tentang kebudayaan. Saya memilih untuk membahas soal kebudayaan Tionghoa karena  di dalam keluarga saya dan juga lingkungan sekitar kebudayaan Tionghoa masih kita pertahankan walaupun tidak semua seperti contohnya Tahun Baru Cina (Imlek).
Beriring dengan datangnya perayaan Imlek, parade Barongsai menjadi momen yang dinantikan. Gerakan lincah pemain dan iringan tambur mendatangkan hiburan bagi penontonnya. Ironis, dibalik itu fakta menunjukkan bahwa keseniannya sering di-asing-kan dari bagian kebudayaan Indonesia.
Barongsai merupakan kesenian Tionghoa yang sering ditampilkan pada perayaan Imlek. Sebuah kesenian yang identik dengan gerakan tari yang atraktif. Berbicara mengenai Tionghoa mengundang ingatan kita pada event tahunan beberapa waktu lalu. Bulan Februari, Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta (PBTY) kembali digelar di Ketandan, Yogyakarta. Event ini seolah sekaligus menunjukkan eksistensi masyarakat Tionghoa di Yogyakarta. Sayangnya orang lebih suka menikmati saja daripada mempelajari histori di baliknya.
 Kebudayaan Tionghoa bisa dibilang masih sulit diterima sebagai bagian budaya di Indonesia. Kita lebih suka mengatakan itu kebudayaan orang Cina. Dengan mengatakan sebutan orang Cina saja sudah menunjukkan betapa diskriminatifnya masyarakat kita. Seperti kemelut politik beberapa waktu lalu, ketika kepemimpinan Ahok dipermasalahkan. Identitas Cina pada diri Ahok dijadikan alasan untuk menggulingkan dia dari posisinya.
 Mereka sendiri tidak ingin disebut sebagai orang Cina. Tapi masyarakat menutup mata pada perbedaan antara Cina Tiongkok dan Tionghoa. Cina sebenarnya adalah sebutan untuk daratan China Tiongkok. Sementara orang-orangnya, terutama mereka yang tinggal di Indonesia lebih suka disebut Tionghoa. Di Indonesia pun, orang Tionghoa sebenarnya sudah peranakan. Dalam arti bahwa darah mereka sudah bercampur dengan darah suku lain di Indonesia.
Hasil sensus BPS pada 2010 menunjukkan populasi etnis Tionghoa di Indonesia hanya sebesar 1,2%. Jumlah yang dirasa cukup kecil dibanding kelihatannya. Padahal rasanya mudah untuk menemukan etnis ini di manapun di Indonesia. Bukan tidak mungkin ada kecemasan yang mereka rasakan. Label Tionghoa yang dioposisikan dengan pribumi tentu membuat mereka tidak nyaman. Apalagi permainan politik Orde Baru dulu berhasil memberi konotasi Komunis pada kata Cina.
Barongsai yang nuansa Tionghoa-nya kental pun sebenarnya produk akulturasi. Dikatakan demikian karena kata barongsai berasal dari Bali. Sementara di Yogyakarta sendiri barongan biasanya juga dipertunjukkan dalam kesenian Kuda Lumping. Barongsai merupakan modifikasi dari kesenian Tiongkok yang aslinya bernama Samsi. Samsi sebagai ritual, sementara Barongsai sudah menjadi acara hiburan. Namun sekali lagi, karena kebudayaan Cina, tidak banyak masyarakat merasa perlu tahu.
Akulturasi di bidang kuliner sebenarnya lebih terasa. Bakso, Cakwe, Kue Bolang-baling, Bakso sebagai contohnya. Makanan yang biasa dikonsumsi masyarakat Indonesia ini merupakan makanan adaptasi dari Tionghoa. Lebih nampak lagi ketika muncul makanan bernama Lontong Cap Go Meh. Jika hasil akulturasi saja diterima, harusnya kebudayaan lain pun diterima dengan baik.
Menurut saya stigma masyarakat lebih berbahaya lagi misalkan dalam hal ekonomi keturunan Tionghoa dianggap ahlinya, dianggap sebagai penguasa. Dengan demikian, masyarakat memukul rata orang Tionghoa dengan pandangan yang amat kaya. Padahal untuk menyelenggarakan event setara PBTY saja, usaha pencarian dananya masih ‘mengemis.’ Dana pemerintah bisa dibilang kecil untuk menyelenggarakan acara sebesar itu. Melihat kehidupan Cina Benteng yang bisa dibilang melarat mungkin bisa membuka mata masyarakat. Sekali lagi, masyarakat masih menutup mata terhadap kehidupan orang Tionghoa. Seperti suku di Indonesia, masyarakat Tionghoa juga beragam. Mulai dari Hokian sampai Kantonis tinggal di Indonesia.
Kembali lagi ke masalah kebudayaan, keadaan saat ini sudah cukup memprihatinkan. Pemain dan pembuat Barongsai maupun Liong makin sedikit. Terlalu menakutkan membayangkan kepunahan hasil seni seindah itu.        
Perspektif yang terlalu kaku akibat stereotip sudah saatnya ditinggalkan. Kita harusnya membuka mata lebih lebar pada keberagaman di depan mata kita. Sebagai kota budaya, terlebih lagi, keberagaman ideologi, suku, dan agama justru menjadi kekayaan tersendiri.
Walaupun kebudayaan Tionghoa belum diterima secara baik di Indonesia tetapi ada beberapa hal masih dilestarikan oleh masyarakat setempat seperti dalam beberapa wilayah di Indonesia Imlek tahun ini 2017 masih diselenggarakan tarian Barongsai, dikumandangkan beberapa lagu-lagu bernuansa imlek serta pembagian angpao kepada anak-anak kecil.