Minggu, 16 April 2017

LANJUTAN TUGAS 2 ILMU BUDAYA DASAR

FOTO FOTO DOKUMENTASI WAWANCARA DENGAN PAK RIKI ABDILLAH DAN DOKUMENTASI PERNIKAHAN PAK RIKI DENGAN BU NATALIA




TUGAS 2 ILMU BUDAYA DASAR


1. Membuat sebuah cerita pendek dengan tema:
    Cinta kepada Allah
    Cinta kepada Orang tua
    Cinta kepada lawan jenis

CINTA KEPADA ALLAH
Saya memilih tema ini dengan tujuan untuk mengekspresikan cinta Allah kepada saya yang tak kenal batas. Terkadang atau bisa dikatakan sering saya bertanya bagaimana saya dapat mengekspresikan cinta saya kepada Allah dimana tidaklah mudah menurut saya untuk dilakukan secara konkret. Ini disebabkan karena  saya hanyalah manusia yang penuh dengan kelemahan dan kekurangan. Sering kali saya menyadari Allah sungguh setia kepada janjinya kepada manusia tetapi manusia tidak setia kepada-Nya.
Sewaktu saya membaca tema ini “Cinta kepada Allah” hal pertama yang muncul dibenak  adalah apa yang selama ini telah saya buat untuk membalas cinta Allah kepada saya? Dan yang kutemukan dalam menjawab pertanyaan saya adalah saya belum mencintaiNya dengan tulus. Itu bisa saya buktikan dengan saya sering malas beribadah, terkadang mengeluarkan kata-kata kasar kepada sesama,dll.
Mengapa saya katakana berkata kasar merupakan bentuk dari tidak mencintai Allah? Karena menurut saya bagaiamana kita mencintai Allah secara konkret? Cinta kepada Allah hanya bisa diungkapkan bukan hanya dengan rajin berdoa dan beribadah tetapi dengan mengasihi sesama kita. Di dalam diri sesama kita, kita dapat menemukan wajah Allah. Menurut saya kita bisa mencintai Allah dengan cara  mencintai sesama kita. Contoh mencintai sesama kita adalah dengan memberikan yang terbaik untuk teman kita seperti ketika dia sedih, kita menghiburnya; ketika dia galau kita sediakan waktu untuk duduk mendengar keluhannya; ketika dia sedang jatuh dalam dosa kita berusaha menasehatinya dan mendampinginya. Masih banyak hal-hal lain yang bisa kita praktekkan untuk mengungkapkan cinta kita kepada Allah.
Dulu waktu di Itali saya mengekspresikan cinta saya kepada sesama dengan mendengarkan keluh kesah mereka, menghormati orang yang lebih tua, tidak berkata kasar kepada sesama walaupun hati kepingin berkata kasar, tidak munafik dan tidak berbohong. Hal yang saya pelajari waktu di Italia adalah menjadi diri sendiri tanpa perlu rasa takut. Menurut saya untuk mengasihi sesama kita, kita perlu mengasihi diri sendiri karena bagaimana kita bisa mengatakan aku cinta Allah tapi sikapku ke diriku dan kepada sesama tidak baik.
Maka daripada itu saya yakin cinta saya kepada Allah masih dangkal dan penuh dengan syarat apalagi penuh dengan permainan perasaan. Saya akui masih banyak yang harus saya benahi untuk mencintai Allah saya. Betapa hina dinanya diri ini di hadapan Cinta Allah yang sungguh besar dan tak terbatas.

TUGAS KELOMPOK
ILMU BUDAYA DASAR

https://pbs.twimg.com/profile_images/832860556/gunadarma_transparant.gif

Nama                                                   NPM
Iman Mulyawan Saputra                                  13116470
Paulina Maria Katharina                                   15116739
Sarah Indah Chairunisa                                   16116837
       


 
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Alhamdulillahirabbil’alamin, segala puji bagi Allah SWT karena dengan limpahan rahmat, taufik, hidayah, inayah dan karunianya kami masih diberikan kesehatan dan kekuatan untuk dapat membuat dan menyusun makalah ini. Makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Ilmu Budaya Dasar
Penulisan makalah ini dimaksudkan untuk menambah pengetahuan kita sebagai pembaca dan masyarakat umumnya, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan tugas ini terlebih khusus ucapan trimakasih untuk Riki Abdillah yang meluangkan waktu untuk diwawancarai oleh kami.
Kami sangat menyadari bahwa dalam tugas ini, masih jauh dari sempurna dan masih banyak sekali kesalahan. Karena kami hanyalah manusia biasa yang jauh dari kesempurnaan, karena kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT.
Kami berharap semoga tugas ini bisa menambah pengetahuan dan menambah wawasan bagi siapa pun yang membacanya. Disamping itu kami juga sangat mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun, dengan maksud agar tugas ini bisa lebih baik lagi untuk yang akan datang. Aamiin.


   Jakarta, 17 April 2017

Penyusun


Pernikahan memang salah satu upacara sakral yang diharapkan sekali seumur hidup. Bentuk pernikahan banyak sekali macamnya dari yang paling sederhana sampai yang paling lengkap karena memakai upacara adat suatu daerah tertentu.
Orang Indonesia jika menikah niscaya tidak pernah meninggalkan adatnya. Kalau tidak mengikuti adat dari pengantin pria biasanya mengikuti adat pengantin wanita. Inti dari pernikahan sejatinya sama yaitu ingin mendapat restu dari orangtua dan masyarakat luas.
Banyaknya adat dan budaya di Indonesia, tentunya menjadikan banyak pula macam prosesi pernikahan adat yang berbeda-beda.
Seperti prosesi pernikahan adat sunda ini, kekayaan budaya tatar sunda dapat kita lihat lewat prosesi pernikahan adatnya yang diwarnai dengan humor namun tidak menghilangkan nuansa sakral dan khidmat.
Dalam pernikahan adat sunda hampir sama dengan adat pernikahan jawa dan daerah lainnya. Ada beberapa acara yang harus dilakukan untuk melangsungkan pernikahan. Diawali dengan meminta izin kepada kedua orangtua melalui pengajian.
Dilanjutkan dengan siraman sampai prosesi pernikahan. Bagi banyak orang sunda, tahap-tahap prosesi pernikahan adat wajib untuk dilakukan.
1.      Latar belakang adat pernikahan Sunda
Pernikahan adat yang ada di Indonesia sangatlah beragam, beberapa adat pernikahan tradisional besar yang sering di gunakan untuk mensakralkan acara pernikahan adalah pernikahan adat jawa, pernikahan adat minangkabau, pernikahan adat betawi, pernikahan adat tionghoa, pernikahan adat melayu, pernikahan adat batak, pernikahan modern begitu juga pernikahan adat sunda, dan masih banyak adat pernikahan lainnya.
Seperti kita tahu bahwa Indonesia memiliki beragam suku dan kebudayaan, jadi tidak heran apabila kita sering melihat upacara-upacara adat yang sangat unik. Upacara pernikahan adalah termasuk upacara adat yang harus kita jaga, karena dari situlah akan tercermin jati diri kita, bersatunya sebuah keluarga bisa mencerminkan bersatunya sebuah negara. Mungkin tidak menjadi masalah apabila
anda memilih atau menikah dengan orang yang satu suku, namun apa jadinya bila anda menikah dengan orang yang berbeda suku, beda adat dan kebiasaan, pasti anda harus mempunyai bekal pengetahuan tentang seluk beluk, dan tatacara pernikahannya.
2.      Unsur-unsur kebudayaan Sunda
a.    Bahasa
    Bahasa sunda juga mengenal tingkatan dalam bahasa, yaitu bahasa untuk membedakan golongan usia dan status sosial antara lain, yaitu :
Ø Bahasa sunda lemes (halus) yaitu dipergunakan untuk berbicara dengan orang tua, orang yang dituakan atau disegani.
Ø Bahasa sunda sedang yaitu digunakan antara orang yang setaraf, baik usia maupun status sosialnya
Ø Bahasa sunda kasar yaitu digunakan oleh atasan kepada bawahan, atau kepada orang yang status sosialnya lebih rendah.
Namun demikian di Serang dan di Cilegon, lebih lazim menggunakan bahasa Banyumasan (bahasa Jawa tingkatan kasar) digunakan oleh teknik pendatang dari suku jawa.
b.      Religi/Agama
Sebagian besar masyarakat suku sunda menganut Agama Islam, namun ada pula yang beragama kristen, hindhu atau budha, dll. Mereka itu tergolong pemeluk agama yang taat karena bagi mereka kewajiban beribadah adalah prioritas utama. Contohnya dalam menjalankan ibadah puasa, sholat lima waktu, serta berhaji bagi yang mampu. Mereka juga masih mempercayai adanya kekuatan ghaib. Terdapat juga adanya upacara-upacara yang berhubungan dengan salah satu fase dalam lingkaran hidup, mendirikan rumah, menanam padi, dan lain-lain.
c.       Mata Pencaharian
Mata pencaharian pokok masyarakat sunda adalah :
·      Bidang perkebunan, seperti tumbuhan teh, kelapa sawit, karet dan kina
·      Bidang pertanian, seperti padi, palawija, dan sayur-sayuran
·      Bidang perikanan, seperti tambak udang, dan perikanan ikan payau
·      Selain bertani, berkebun dan mengelola perikanan, ada juga bermata pencaharian sebagai pedagang, pengrajin, peternak.
d.      Organisasi Sosial
Sistem kekerabatan yang digunakan adalah sistem kekerabatan parental atau bilateral, yaitu mengikuti garis keturunan kedua belah pihak orang tua yaitu bapak dan ibu. Dalam keluarga sunda, bapak yang bertindak sebagai kepala keluarga. Ikatan kekeluargaan yang kuat dan peranan agama Islam yang sangat mempengaruhi adat istiadat mewarnai seluruh sendi kehidupan suku sunda.
Dalam bahasa sunda dikenal pula kosa kata sejarah dan sarsilah (silsilah, silsilah) yang maknanya kurang lebih sama dengan kosa kata sejarah dan silsilah dalam bahasa Indonesia. Makna sejarah adalah susun galur atau garis keturunan.
e.       Pada saat menikah, orang sunda tidak ada keharusan menikah dengan keturunan tertentu asal tidak melanggar ketentuan agama. Setelah menikah, penggantin baru bisa tinggal di tempat kediaman istri atau suami tetapi pada umumnya mereka memilih tinggal di tempat baru atau neolokal.
Dilihat dari sudut ego, orang sunda mengenal istilah tujuh generasi keatas dan tujuh generasi ke bawah, antara lain yaitu :
Tujuh generasi keatas :
-          Kolot           
-          Embah        
-          Buyut          
-          Bao          
-          Janggawareng          
-          Udeg-udeg
-          Gantung Siwur
Tujuh Generasi Kebawah :
-          Anak         
-          Incu          
-          Buyut                        
-          Bao         
-          Janggawareng        
-          Udeg-Udeg
-          Gantung Siwur

3.      Nilai Budaya Suku Sunda yang masih ada
Selain budayanya, masyarakat Sunda juga terkenal kaya akan keseniannya. Nama Sunda berasal dari “su” artinya baik dan nda adalah kalimat penyambung/khiasan. Masyarakat Sunda yang terkenal dengan ramah tamahnya mempunyai berbagai sejarah yang menghasilkan berbagai kesenian tradisional. Orang-orangnya pun diyakini memiliki karakter yang baik dan ramah. Sesuai semboyannya Someah Hade ka Semah artinya sangat ramah pada tamu. Budaya orang Sunda memang terkenal sangat ramah, murah senyum, lemah-lebut, periang, mereka pun sangat menghormati orang yang lebih tua, hal-hal seperti itu sudah diajarkan sejak mereka duduk di bangku SD. Hanya saja berbaurnya masyarakat luar, membuat budaya bercampur. Adat istiadat masyarakat Sunda perlahan memudar tetapi masih sampai sekarang kita dapat menjumpai orang orang sunda yang memiliki karakter ramah,murah senyum,periang dan menghormati orang yang lebih tua.
Walau begitu, ternyata kesenian tradisional Sunda masih dilestarikan. Tidak sedikit kesenian Sunda yang tetap dibudidayakan hingga sekarang. Kesenian apa saja ya?
1.      Wayang Golek
Ciri-ciri kesenian wayang adalah selalu membutuhkan bantuan Dalang yaitu sebutan untuk orang yang mengendalikan para wayang. 1 dalang bisa memainkan 4-10 karakter wayang. Namun sayang, dengan karakter suara yang berbeda-beda dari tiap karakter wayang.

2.      Tari Jaipongan
Jaipongan adalah jenis tarian traidisional Sunda, tepatnya dari Karawang. Lahir dari tangan kreatif H. Suanda pada tahun 1976. Tarian Jaipongan adalah campuran dari seni lain seperti pencak silat, topeng banjet, ketuk tilu, wayang golek dan lain-lain. Tarian ini sangat pesat berkembangnya, musiknya pun diiringi oleh degung, ketuk, rebab, gendang, kecrek, sinden, dan goong. Cocok ya, tari tradisional iringan musiknya juga tradisional, pakaiannya pun menggunakan pakaian tradisional Sunda yang terdiri dari sampur, apok dan sinjang. Biasanya penari berlenggak lenggok mengikuti instrumen musiknya. Walau terdengar gampang, sebenarnya tarian ini lebih susah karena membutuhkan kelenturan tubuh.

3.      Degung
Degung menjadi alat tradisional Bandung yang sudah terkenal di penjuru Indonesia. Degung pertama kali dibuat oleh H.J Oosting sejak 1879. Diambil dari bahasa belanda “De Gong” artinya gamelan. Alat musik ini kian marak hingga sekarang dan mengundang banyak peminat seni.
Kalau didengar bunyinya sih, bisa mengiringi musik dangdut, Jaipongan, mengiringi Sinden, dan lain-lain.

4.      Rampak Gendang
Alat tradisional sunda yang satu lagi yaitu rampak gendang. Kata rempak gendang diambil dari kalimat gendang serempak. Yang terdiri dari beberapa gendang, gong, saron dan dimainkan secara serempak. Tidak jarang alat musik ini dimainkan banyak orang bahkan bisa lebih dari 10 orang. Mereka berkolaborasi memadukan musiknya.
Rempak gendang biasanya dipadukan dengan berbagai alat musik seperti gitar, gamelan degung, rebab. Akhir-akhir ini rempak gendang dikolaborasikan dengan tari jaipong, musik dangdut, sampai lagu pop. Alat musik ini berkesan energik, keren dan bersemangat.

5.      Sisingaan
Sisingaan mulai diciptakan pada tahun 1975, berasal dari kota Subang. Sebelum terciptanya kesenian ini, para seniman berdiskusi tentang kesenian Reog di Jawa Timur yang sangat menarik minat, maka diciptakanlah kesenian yang mampu menunjukan identitas khas Sunda.
Ciri khasnya membawa boneka-boneka Singa diiringi 4 penggotong pada 1 singa. Sisingaan pun terbuat dari beberapa jenis. Kayu penggotong terbuat dari bambu, singa tersebut juga terbuat dari kayu, bulu-bulu ekornya terbuat dari benang rafia, dan badannya dibungkus oleh kain hingga benar-benar mirip Singa. Tradisi ini biasanya diadakan untuk menerima tamu khusus, khitanan/sunatan, hari besar dan acara khusus kesenian

6.      Kuda Renggong
Kesenian lain yang berasal dari Sunda adalah Kuda renggong, tarian ini berasal dari Sumedang, Renggong disini artinya keterampilan, kuda yang digunakan telah dilatih untuk menari mengikuti irama musik, kuda yang dipilih pun tidak berbadan loyo, rata-rata berbadan tegap dan kuat. Musik yang mengiringinya adalah kendang.
Sejarah kuda renggong ini pertama kali muncul dari desa Cikurubuk hingga menyebar ke kabupaten Sumedang.

7.      Bajidoran
Bajidoran adalah sebuah kesenian rakyat yang berasal dari Subang dan Karawang. Para penari atau yang biasa disebut Ronggeng akan melenggak lenggok menari mengikuti tabuhan gendang dan gamelan. Para pria mendekati dan menyawerkan uang pada Renggong, seseorang yang menyawerkan uang biasanya di sebut Bajidor.
8.      Cianjuran
Cianjuran adalah kesenian dari Cianjur, sebenarnya nama alat musik ini adalah mamaos. Alat musik khas sunda sejak tahun 1930. Alat musik ini terdiri dari kecapi ricik, dipadukan dengan suling, rebab, dan kacapi indung. Dibarengi oleh penyanyi dengan berbahasa Sunda, bernyanyi dengan cengkok mirip Sinden. Bila didengar selintas, kecapi ini mirip lho dengan kecapi tradisional khas China.
Di Sunda itu sendiri, biasanya Cianjuran digunakan di perayaan pernikahan, khitanan, hiburan dan upacara adat.
9.      Kacapi Suling
Sesuai namanya, kecapi suling yang terdiri dari instrument kecapi dan suling.

4.      Tradisi dan Tahapan Pernikahan adat Sunda
A.    Upacara Adat Sunda Sebelum Akad Pernikahan
Pernikahan memang satu upacara sakral yang diharapkan sekali seumur hidup. Bentuk pernikahan banyak sekali bentuknya dari yang paling simple dan sedikit ribet karena menggunakan upacara adat.
Kekayaan budaya Tatar Sunda tampil lewat upacara pernikahan adatnya yang unik dan kaya makna. Prosesi pernikahan diwarnai humor yang menyegarkan dan mengakrabkan, tapi tak menghilangkan nuansa sakral dan khidmat. Berikut rangkaian tata cara pernikahan adat Sunda sebagai panduan bila Anda ingin menikah secara adat ini :
1)      Nendeun Omong (Menyimpan Ucapan)
Nendeun omong (menyimpan ucapan) yaitu pembicaraan orang tua atau utusan pihak pria yang berminat mempersunting seorang gadis. Tahap pertama dalam prosesi pernikahan adat Sunda ini memiliki arti pembicaraan orang tua kedua pihak mempelai atau siapapun yang dipercaya menjadi utusan pihak sang pria yang memiliki rencana mempersunting sang gadis. “Neundeun omong” (dalam bahasa Indonesia berarti menaruh perkataan atau menyimpan janji) ini merupakan pembicaraan di mana orangtua sang pria menginginkan sang gadis untuk menjadi menantunya. Dibutuhkan kepandaian berbicara dan berbahasa, serta tentunya keramahan.

2)      Narosan (ngalamar / nyeureuhan )
Tahap ini hampir mirip dengan tahap pertama, akan tetapi dalam lamaran ini, orangtua pihak pria beserta keluarga dekat  mendatangi calon besannya membawa makanan atau bingiksan dan membawa “lamareun” sebagai simbol pengikat. Simbol pengikat ini bisa berupa uang, seperangkat pakaian, atau cincin. Selanjutnya, kedua belah pihak mulai membicarakan waktu dan hari yang baik untuk pernikahan.
3)      Nyandakeun atau Seserahan
Selanjutnya dilakukan seserahan yang dilakukan 3-7 hari sebelum pernikahan. Dalam tahapan ini calon pengantin pria membawa uang, pakaian, perabot rumah tangga, makanan, dan lain-lain.
4)      Ngecagkeun  Aisan
Calon pengantin wanita keluar dari kamar dan secara simbolis digendong oleh sang ibu, sementara ayah calon pengantin wanita berjalan di depan sambil membawa lilin menuju tempat sungkeman. Upacara ini dilaksanakan sehari sebelum resepsi pernikahan, sebagai simbol lepasnya tanggung jawab orang tua calon pengantin.
Proferty yang digunakan pada upcara ngaras diantaranya yaitu :
  1. Palika atau pelita atau menggunakan lilin yang berjumlah tujuh buah. Hal ini mengandung makna yaitu rukun iman dan jumlah hari dalam seminggu.
  2. Kain putih, yang mengandung makna niat suci.
  3. Bunga tujuh rupa, mengandung makna bahwa perilaku kita, selama tujuh hari dalam  seminggu harus wangi yang artinya baik.
  4. Bunga hanjuang, mengandung makna bahawa kedua calon pengantin akan memasuki alam baru yaitu alam berumah tangga.
Adapun langkah-langkah pelaksanaan upacara ngaras adalah sebagai berikut :
  1. Orang tua calon pengantin perempuan keluar dari kamar  sambil membawa lilin/ palika  yang sudah menyala,
  2. Kemudian di belakangnya diikuti oleh calon pengantin peremupan sambil dililit (diais) oleh ibunya.
  3. Setelah sampai di tengah rumah kemudian kedua orang tua calon pengantin perempuan duduk dikursi yang telah dipersiapkan.
  4. Untuk menambah khidmatnya suasana  biasanya sambil diiring alunan kecapi suling dalam lagu ayun ambing.
5)      Ngaras
Upacara ngaras artinya membasuh kedua telapak kaki orang tua sebagai tanda berbakti kepada orang tua. Pelaksanaan upacara ini dilaksanakan setelah upacara ngecagkeun aisan.
  1. Calon pengantin permpuan bersujud dipangkuan orang tuanya  sambil berkata: “ Ema, Bapa , disuhunkeun wening galihna, jembar manah ti salira. Kersa ngahapunten kana sugrining kalelepatan sim abdi. Rehing dina dinten enjing pisan sim abdi seja nohonan sunah rosul. Hapunten Ema, hapunten Bapa hibar pangdu’a ti salira “
  2. Orang tua calon perempuan menjawab sambil mengelus kepala anaknya : “ Anaking, ! Titipan Gusti Yang Widi ! Ulah salempang hariwang, hidep sieun teu tinemu bagja ti Ema sareng ti Bapa mah, pidu’a sareng pangampura, dadas keur hidep sorangan, geulis !
  3. Selanjutnya kedua orang tua calon pengantin perempuan membawa anaknya ke    tempat siraman untuk melaksanakan upacara siraman.
6)      Siraman
Upacara siraman, artinya memandikan calon pengantin perempuan dengan air yang telah dicampur dengan air bunga tujuh rupa (kembang setaman). Maksud dari upacara siraman adalah sebagai simbol bahwa untuk menuju sebuah mahligai rumah tangga yang suci harus pula diawali dengan tubuh serta niat yang suci pula.
Adapun pelaksanaan upacara siraman adalah sebagai berikut:
  1. Sesudahnya membacakan do’a, orang tua laki-laki dari calon pengantin permpuan langsung menyiramkan air dimulai dari atas kepala hingga ujung kakinya. Setelah itu diteruskan oleh ibunya dengan pelaksanaan sama seprti tadi. Dan setelah itu dilanjutkan oleh para kerabat dengan jumlah harus tujuh orang dan harus sudah menikah.
  2. Pada siraman terakhir biasanya dilakukan dengan melafalkan jangjawokan (mantra-mantara ).
7)      Ngerik
Mengerik bulu-bulu yang berada di sekitar wajah supaya hasil riasannya baik. setelah melaksanakan upacara siraman rangkaian upacara selanjutnya yaitu, ngerik atau ngeningan.
Kata ngeuyeuk berasal dari kata ngaheuyeuk yang berarti mengurus, mengolah. Yaitu, mengurus lembaran-lembaran daun sirih disusun kedua lembar perut daun sirih (beuteung seureuh) disatukan selanjutnya diikat menggunakan tali dari benang (kanteh). Acara selanjutnya yaitu berlomba membuat lukun (gulungan daun sirih yang tekah dibubuhi apu dan gambir).
Acara nyeuyeuk seureuh biasanya dihadiri oleh kedua calon pengantin beserta dengan keluarganya,  yang dilaksanakan pada malam hari sebelum acara akad nikah.
Tata cara melaksanakan upacara ngeuyeuk seureuh adalah sebagai berikut:
  1. Alat dan bahan ( perlengkapan ) ngeuyeuk suereuh ditaruh diatas selembar tikar pandan, kemudian ditutup memakai kain putih (kain kapan)
  2. Pemandu acara kemudian memanggil orang-orang yang akan melaksanakan (membantu) upacara ngeuyeuk seureuh yang berjumlah tujuh orang. Angka tujuh dianggap keramat.
  3. Yang menyaksikan upacara ngeuyeuk seureuh biasanya kebanyakan kaum perempuan. Untuk membedakan antara pelaksana upacara dengan penonton biasanya menggunakan benang putih.
  4. Anak gadis atau jejaka dilarang menyaksikan upacara ini, karena dipercaya akan sulit mendapatkan jodoh (jomblo).
B.     Upacara Adat Sunda Akad Pernikahan
Pada hari yang telah ditetepkan dan disepakati oleh kedua keluarga calon pengantin. Rombongan keluarga calon pengantin pria datang ke kediaman  calon pengantin perempuan. Selain membawa untuk mas kawin biasanya juga membawa barang-barang seperti peralatan dapur, perabotan kamar tidur, kayu bakar, gentong (gerabah untuk menyimpan beras).
C.    Upacara Adat Sunda Setelah Akad Pernikahan
Setelah melaksanakan akad nikah kedua mmempelai masih harus melakukan serangkaian upacara adat yang disebut bantayan. Orang yang memimpin upacara ini harus orang yang mempunyai watak humor. Adapun acara adat yang dilakukan pada upacara bantayan adalah sebagai berikut :
1)      Sawer pengantin
Kata sawer berasal dari kata panyaweran , yang dalam bahasa Sunda berarti tempat jatuhnya air dari atap rumah atau ujung genting bagian bawah. Mungkin kata sawer ini diambil dari tempat berlangsungnya upacara adat tersebut yaitu panyaweran.
Bahan-bahan yang diperlukan dan digunakan  dalam  upacara sawer ini tidaklah lepas dari symbol dan maksud yang hendak disampaikan lepada penganti baru ini, seperti :
a.       beras yang mengandung symbol kemakmuran. Maksudnya mudah-mudah setelah berumah tangga pengantin bisa hidup makmur
b.      uang recehan mengandung symbol kemakmuran maksudnya apabila kita mendapatkan kemakmuran kita harus ikhlas berbagi dengan Fakir dan yatim
c.       kembang gula, artinya mudah-mudah  dalam melaksanakan rumah tangga mendapatkan manisnya hidup berumah tangga.
d.      kunyit, sebagai symbol kejayaan mudah-mudahan dalam hidup berumah tangga bisa meraih kejayaan.
e.       Kemudian semua bahan dan kelengkapan itu dilemparkan, artinya kita harus bersifat dermawan.
2)      Nincak endog (menginjak telur)
Mengandung symbol keperawanan dan benih  artinya agar pengantin perempuan bisa memberikan keturunan yang baik.
3)      Meuleum harupat (membakar lidi )
Mengandung maksud bahwa dalam memecahkan suatu permasalahan jangan   punya sifat seperti harupat yang mudah patah tetapi harus dengan pikiran yang bijaksana. Pelaksanaannya yaitu kedua mempelai memegang harupat saling berhadapan dan langsung mematahkannya.
4)      Buka pintu
Diawali mengetuk pintu tiga kali. Diadakan tanya jawab dengan pantun bersahutan dari dalam dan luar pintu rumah. Setelah kalimat syahadat dibacakan, pintu dibuka. Pengantin masuk menuju pelaminan..Dialog pengantin perempuan dengan pengantin laki-laki seperti berikut ini :
5)      Huap lingkung
Setelah buka pintu dilaksanakan kedua mempelai dipertemukan, dan dibawa ke kamar pengantin untuk melaksanakan upacara huap lingkung.Perlengkapan yang harus disediakan seperti : sepasang merpati, bekakak ayam,nasi kuning, dll.
6)      Melepaskan sepasang burung merpat
Upacara ini mengandung maksud bahwa kedua mempelai akan mengarungi  dunia baru yaitu dunia rumah tangga.
7)      Numbas
Upacara numbas biasa dilaksanakan satu minggu setelah akad nikah. Upacara numbas mengandung maksud untuk memberi tahu kepada keluarga dan tetangga bahwa pengantin perempuan “tidak mengecewakan “ pengantin laki-laki. Upacara numbas dilakukan dengan cara membagi-bagikan nasi kuning.

TRANSKRIP WAWANCARA DENGAN NARASUMBER
Sebelum menulis hasil transkrip wawancara dengan narasumber yakni Pak Riki Abdillah, kami ingin menginformasikan bahwa narasumber yang kami wawancarai ini berasal dari Sunda tetapi pernikahannya tidak memakai adat Sunda. Ini dikarenakan pada saat itu kondisi dari bapak ibu dari pihak istri tidak dalam kondisi baik. JAdi mereka memutuskan untuk menikah secara “normal” tanpa adat.


Wawancara Bang Riki
Sarah               : Selamat siang buat bang Riki , bang riki ini asal darimana?
Bang Riki        : Saya asal dari Sunda.
Sarah               : “Kalau istrinya bang riki?”
Bang Riki        : dari, dia dari … ibu dari jawa bapaknya dari batak.
Sarah               : “Tanggal pernikahannya waktu itu tahun berapa?”
Bang Riki        : tanggalnya 7 juli 2008.
Sarah               : “Pernikahan bang riki memakai adat atau?”
Bang Riki    : Kebetulan saya nikah tidak pake adat jadi pake seperti orang kebanyakan saya    lamaran,tentuin tanggal ,ketemu keluarga,tanggal udah dapet akhirnya saya melangsungkan pernikahannya di KAU abis itu resepsinya dirumah mertua ditanggal yang sama.
Sarah               : “Jadi hitungannya lama berlangsungnya pernikahan itu berapa hari?”
Bang Riki        : Satu hari penuh dari jam 8 pagi sampai selesainya jam 9 malam.
Paulina         : Tadi bang riki bilang tidak memakai adat ya berarti disini bisa dikatagorikan pernikahan bang riki ini pernikahan yang biasa maksudnya pernikahan yang tidak memakai adat yang normal, mengapa bang riki tidak memilih pernikahan adat karna keliatannya yang saya ketahui ada adat pernikahannya untuk orang sunda atau istrinya orang orang jawa. “mengapa kalian memilih untuk tidak memakai adat?”
Bang Riki     :Satu karena dipihak mertua khususnya ibu mertua dia kurang sehat jadi kalo melangsungkan pernikannya secara adat memerlukan tenaga yang lebih jadi itu di skip di tidak dilakukan dan yang kedua dari mertua bapak dia tidak punya waktu banyak kebetulan dia  punya usaha di pasar induk jadi dia punya waktu hanya dari jam 8 sampai jam 12
Jadi itulah makanya saya dan istiri saya memutuskan tidak melakukan adat jadi kita langsung ke intinya aja pernikahan, ijab Kabul, ada saksi sah secara agama dan hukum lalu kerumah melangsungkan resepsi dan resepsinya hanya sekedar untuk makan bersama dan segala macam udah sampai situ ajah
Paulina        : oke! “disini pernikahan ini atas dasar kemauan sendiri atau tidak ?atau karna dijodohkan atau memang ini pilihannya sendiri?”
Bang Riki      :Kalo ini bersih pilihan sendiri hanya saja untuk tanggalnya aja dari mertua yang cewek harus dipercepat karna saya dan istri saya  punya rencana pernikahan di akhir tahun itu di akhir tahun 2008 tapi pihak cewek maksudnya pihak ibu mertua maunya di percepat karna lebih cepat lebih baik
Sarah              : Oke! “untuk sekarang anak dari bang riki udah ada berapa ?”
Bang Riki      :Alhamdulillah saya punya 2 anak 1 cewek 1 cowok yang anak pertama cewek lahir  20 april 2009 kalo yang kedua lahir di tanggal 13 september 2009 dan semuanya lahir normal tidak ada kendala apapun yang satu di puskesmas dan yang satu dirumah sakit  dan seperti itu
Sarah             : ”Berlangsungnya pernikahan itu di KUA nya yang berada didaerah mana dan dibagian mananya?”
Bang Riki    : Saya nikah di KUA di aulanya kebetulan aulannya terletak di KUA kampung duku disitu memang khusus buat orang-orang yang menikah di daerah kramat jati  kebetulan saya domisili kramat jati jadi saya menikah di KUA kampung duku,saya dapat jam perikahannya dari jam  8 sampai jam 10 saya nikah karna pihak mertua laki berbeda keyakinan maka saya di walikan oleh wali hakim yang berasal dari KUA tersebut
Sarah             : “Untuk usia bang riki dengan istrinya perbedaan usianya berapa tahun?”.
Bang Riki      : Kalo ditahun gak sampe setahun jadi saya bedaanya hanya sepuluh bulan.
Sarah             : “Sekarang usia bang riki berapa ?”
Bang Riki      : Saya 33 tahun lebih 4 bulan
Sarah          : Terima kasih untuk waktu bang riki sudah mau meluangkan waktunya untuk wawancara saat ini makasih banyak ya bang riki
Bang Riki      :” iya sama-sama.”
Paulina          : kami tunggu ya bang riki foto pernikahannya setidak-tidaknya itu.