1. Membuat sebuah
cerita pendek dengan tema:
Cinta kepada
Allah
Cinta kepada
Orang tua
Cinta kepada
lawan jenis
CINTA
KEPADA ALLAH
Saya memilih tema ini dengan tujuan untuk mengekspresikan cinta Allah
kepada saya yang tak kenal batas. Terkadang atau bisa dikatakan sering saya
bertanya bagaimana saya dapat mengekspresikan cinta saya kepada Allah dimana
tidaklah mudah menurut saya untuk dilakukan secara konkret. Ini disebabkan
karena saya hanyalah manusia yang penuh
dengan kelemahan dan kekurangan. Sering kali saya menyadari Allah sungguh setia
kepada janjinya kepada manusia tetapi manusia tidak setia kepada-Nya.
Sewaktu saya membaca tema ini “Cinta kepada Allah” hal pertama yang
muncul dibenak adalah apa yang selama
ini telah saya buat untuk membalas cinta Allah kepada saya? Dan yang kutemukan
dalam menjawab pertanyaan saya adalah saya belum mencintaiNya dengan tulus. Itu
bisa saya buktikan dengan saya sering malas beribadah, terkadang mengeluarkan
kata-kata kasar kepada sesama,dll.
Mengapa saya katakana berkata kasar merupakan bentuk dari tidak
mencintai Allah? Karena menurut saya bagaiamana kita mencintai Allah secara
konkret? Cinta kepada Allah hanya bisa diungkapkan bukan hanya dengan rajin
berdoa dan beribadah tetapi dengan mengasihi sesama kita. Di dalam diri sesama
kita, kita dapat menemukan wajah Allah. Menurut saya kita bisa mencintai Allah
dengan cara mencintai sesama kita.
Contoh mencintai sesama kita adalah dengan memberikan yang terbaik untuk teman
kita seperti ketika dia sedih, kita menghiburnya; ketika dia galau kita
sediakan waktu untuk duduk mendengar keluhannya; ketika dia sedang jatuh dalam
dosa kita berusaha menasehatinya dan mendampinginya. Masih banyak hal-hal lain
yang bisa kita praktekkan untuk mengungkapkan cinta kita kepada Allah.
Dulu waktu di Itali saya mengekspresikan cinta saya kepada sesama
dengan mendengarkan keluh kesah mereka, menghormati orang yang lebih tua, tidak
berkata kasar kepada sesama walaupun hati kepingin berkata kasar, tidak munafik
dan tidak berbohong. Hal yang saya pelajari waktu di Italia adalah menjadi diri
sendiri tanpa perlu rasa takut. Menurut saya untuk mengasihi sesama kita, kita
perlu mengasihi diri sendiri karena bagaimana kita bisa mengatakan aku cinta
Allah tapi sikapku ke diriku dan kepada sesama tidak baik.
Maka daripada itu saya yakin cinta saya kepada
Allah masih dangkal dan penuh dengan syarat apalagi penuh dengan permainan
perasaan. Saya akui masih banyak yang harus saya benahi untuk mencintai Allah
saya. Betapa hina dinanya diri ini di hadapan Cinta Allah yang sungguh besar
dan tak terbatas.
TUGAS KELOMPOK
ILMU
BUDAYA DASAR

Nama NPM
Iman Mulyawan Saputra 13116470
Paulina Maria
Katharina 15116739
Sarah Indah Chairunisa 16116837
Sarah Indah Chairunisa 16116837
KATA
PENGANTAR
Assalamu’alaikum
warahmatullahi wabarakatuh.
Alhamdulillahirabbil’alamin,
segala puji bagi Allah SWT karena dengan limpahan rahmat, taufik, hidayah,
inayah dan karunianya kami masih diberikan kesehatan dan kekuatan untuk dapat membuat
dan menyusun makalah ini. Makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah Ilmu Budaya Dasar
Penulisan makalah ini
dimaksudkan untuk menambah pengetahuan kita sebagai pembaca dan masyarakat
umumnya, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam menyelesaikan tugas ini terlebih khusus ucapan trimakasih untuk Riki
Abdillah yang meluangkan waktu untuk diwawancarai oleh kami.
Kami
sangat menyadari bahwa dalam tugas ini, masih jauh dari sempurna dan masih
banyak sekali kesalahan. Karena kami hanyalah manusia biasa yang jauh dari
kesempurnaan, karena kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT.
Kami
berharap semoga tugas ini bisa menambah pengetahuan dan menambah wawasan bagi
siapa pun yang membacanya. Disamping itu kami juga sangat mengharapkan kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun, dengan maksud agar
tugas ini bisa lebih baik lagi untuk yang akan datang. Aamiin.
Jakarta, 17 April 2017
Penyusun
Pernikahan
memang salah satu upacara sakral yang diharapkan sekali seumur hidup. Bentuk
pernikahan banyak sekali macamnya dari yang paling sederhana sampai yang paling
lengkap karena memakai upacara adat suatu daerah tertentu.
Orang
Indonesia jika menikah niscaya tidak pernah meninggalkan adatnya. Kalau tidak
mengikuti adat dari pengantin pria biasanya mengikuti adat pengantin wanita.
Inti dari pernikahan sejatinya sama yaitu ingin mendapat restu dari orangtua
dan masyarakat luas.
Banyaknya
adat dan budaya di Indonesia, tentunya menjadikan banyak pula macam prosesi
pernikahan adat yang berbeda-beda.
Seperti
prosesi pernikahan adat sunda ini, kekayaan budaya tatar sunda dapat kita lihat
lewat prosesi pernikahan adatnya yang diwarnai dengan humor namun tidak
menghilangkan nuansa sakral dan khidmat.
Dalam
pernikahan adat sunda hampir sama dengan adat pernikahan jawa dan daerah
lainnya. Ada beberapa acara yang harus dilakukan untuk melangsungkan
pernikahan. Diawali dengan meminta izin kepada kedua orangtua melalui
pengajian.
Dilanjutkan
dengan siraman sampai prosesi pernikahan. Bagi banyak orang sunda,
tahap-tahap prosesi pernikahan adat wajib untuk dilakukan.
1. Latar belakang adat pernikahan Sunda
Pernikahan adat yang
ada di Indonesia sangatlah beragam, beberapa adat pernikahan tradisional besar
yang sering di gunakan untuk mensakralkan acara pernikahan adalah pernikahan
adat jawa, pernikahan adat minangkabau, pernikahan adat betawi, pernikahan adat
tionghoa, pernikahan adat melayu, pernikahan adat batak, pernikahan modern
begitu juga pernikahan adat sunda, dan masih banyak adat pernikahan lainnya.
Seperti kita tahu bahwa Indonesia memiliki beragam suku dan kebudayaan, jadi tidak heran apabila kita sering melihat upacara-upacara adat yang sangat unik. Upacara pernikahan adalah termasuk upacara adat yang harus kita jaga, karena dari situlah akan tercermin jati diri kita, bersatunya sebuah keluarga bisa mencerminkan bersatunya sebuah negara. Mungkin tidak menjadi masalah apabila
anda memilih atau menikah dengan orang yang satu suku, namun apa jadinya bila anda menikah dengan orang yang berbeda suku, beda adat dan kebiasaan, pasti anda harus mempunyai bekal pengetahuan tentang seluk beluk, dan tatacara pernikahannya.
Seperti kita tahu bahwa Indonesia memiliki beragam suku dan kebudayaan, jadi tidak heran apabila kita sering melihat upacara-upacara adat yang sangat unik. Upacara pernikahan adalah termasuk upacara adat yang harus kita jaga, karena dari situlah akan tercermin jati diri kita, bersatunya sebuah keluarga bisa mencerminkan bersatunya sebuah negara. Mungkin tidak menjadi masalah apabila
anda memilih atau menikah dengan orang yang satu suku, namun apa jadinya bila anda menikah dengan orang yang berbeda suku, beda adat dan kebiasaan, pasti anda harus mempunyai bekal pengetahuan tentang seluk beluk, dan tatacara pernikahannya.
2. Unsur-unsur kebudayaan Sunda
a. Bahasa
Bahasa sunda juga mengenal tingkatan dalam
bahasa, yaitu bahasa untuk membedakan golongan usia dan status sosial antara
lain, yaitu :
Ø Bahasa sunda lemes (halus) yaitu dipergunakan untuk
berbicara dengan orang tua, orang yang dituakan atau disegani.
Ø Bahasa sunda sedang yaitu digunakan antara orang yang
setaraf, baik usia maupun status sosialnya
Ø Bahasa sunda kasar yaitu digunakan oleh atasan kepada
bawahan, atau kepada orang yang status sosialnya lebih rendah.
Namun demikian di Serang dan di
Cilegon, lebih lazim menggunakan bahasa Banyumasan (bahasa Jawa tingkatan
kasar) digunakan oleh teknik pendatang dari suku jawa.
b. Religi/Agama
Sebagian besar masyarakat suku sunda
menganut Agama Islam, namun ada pula yang beragama kristen, hindhu atau budha,
dll. Mereka itu tergolong pemeluk agama yang taat karena bagi mereka kewajiban
beribadah adalah prioritas utama. Contohnya dalam menjalankan ibadah puasa,
sholat lima waktu, serta berhaji bagi yang mampu. Mereka juga masih mempercayai
adanya kekuatan ghaib. Terdapat juga adanya upacara-upacara yang berhubungan
dengan salah satu fase dalam lingkaran hidup, mendirikan rumah, menanam padi,
dan lain-lain.
c. Mata Pencaharian
Mata pencaharian pokok masyarakat
sunda adalah :
· Bidang perkebunan, seperti tumbuhan teh, kelapa sawit, karet
dan kina
· Bidang pertanian, seperti padi, palawija, dan sayur-sayuran
· Bidang perikanan, seperti tambak udang, dan perikanan ikan
payau
· Selain bertani, berkebun dan mengelola perikanan, ada juga
bermata pencaharian sebagai pedagang, pengrajin, peternak.
d.
Organisasi
Sosial
Sistem kekerabatan yang digunakan adalah sistem kekerabatan
parental atau bilateral, yaitu mengikuti garis keturunan kedua belah pihak
orang tua yaitu bapak dan ibu. Dalam keluarga sunda, bapak yang bertindak
sebagai kepala keluarga. Ikatan kekeluargaan yang kuat dan peranan agama Islam
yang sangat mempengaruhi adat istiadat mewarnai seluruh sendi kehidupan suku
sunda.
Dalam bahasa sunda dikenal pula kosa kata sejarah dan
sarsilah (silsilah, silsilah) yang maknanya kurang lebih sama dengan kosa kata
sejarah dan silsilah dalam bahasa Indonesia. Makna sejarah adalah susun galur
atau garis keturunan.
e.
Pada
saat menikah, orang sunda tidak ada keharusan menikah dengan keturunan tertentu
asal tidak melanggar ketentuan agama. Setelah menikah, penggantin baru bisa
tinggal di tempat kediaman istri atau suami tetapi pada umumnya mereka memilih
tinggal di tempat baru atau neolokal.
Dilihat dari sudut ego, orang sunda mengenal istilah tujuh
generasi keatas dan tujuh generasi ke bawah, antara lain yaitu :
Tujuh
generasi keatas
:
-
Kolot
-
Embah
-
Buyut
-
Bao
-
Janggawareng
-
Udeg-udeg
-
Gantung
Siwur
Tujuh Generasi Kebawah :
-
Anak
-
Incu
-
Buyut
-
Bao
-
Janggawareng
-
Udeg-Udeg
-
Gantung
Siwur
3.
Nilai
Budaya Suku Sunda yang masih ada
Selain
budayanya, masyarakat Sunda juga terkenal kaya akan keseniannya. Nama Sunda
berasal dari “su” artinya baik dan nda adalah kalimat penyambung/khiasan.
Masyarakat Sunda yang terkenal dengan ramah tamahnya mempunyai berbagai sejarah yang menghasilkan berbagai kesenian
tradisional. Orang-orangnya pun diyakini memiliki karakter yang baik dan ramah.
Sesuai semboyannya Someah Hade ka Semah artinya sangat ramah pada
tamu. Budaya orang Sunda memang terkenal sangat ramah, murah senyum,
lemah-lebut, periang, mereka pun sangat menghormati orang yang lebih tua,
hal-hal seperti itu sudah diajarkan sejak mereka duduk di bangku SD. Hanya saja
berbaurnya masyarakat luar, membuat budaya bercampur. Adat istiadat masyarakat Sunda perlahan memudar tetapi
masih sampai sekarang kita dapat menjumpai orang orang sunda yang memiliki
karakter ramah,murah senyum,periang dan menghormati orang yang lebih tua.
Walau
begitu, ternyata kesenian tradisional Sunda masih dilestarikan. Tidak sedikit
kesenian Sunda yang tetap dibudidayakan hingga sekarang. Kesenian apa saja ya?
1. Wayang
Golek
Ciri-ciri
kesenian wayang adalah selalu membutuhkan bantuan Dalang yaitu sebutan untuk
orang yang mengendalikan para wayang. 1 dalang bisa memainkan 4-10 karakter
wayang. Namun sayang, dengan karakter suara yang berbeda-beda dari tiap
karakter wayang.
2. Tari
Jaipongan
Jaipongan
adalah jenis tarian traidisional Sunda, tepatnya dari Karawang. Lahir dari
tangan kreatif H. Suanda pada tahun 1976. Tarian Jaipongan adalah campuran dari
seni lain seperti pencak silat, topeng banjet, ketuk tilu, wayang golek dan
lain-lain. Tarian ini sangat pesat berkembangnya, musiknya pun diiringi oleh degung, ketuk, rebab, gendang,
kecrek, sinden, dan goong. Cocok ya, tari tradisional iringan musiknya juga
tradisional, pakaiannya pun menggunakan pakaian tradisional Sunda yang terdiri
dari sampur, apok dan sinjang. Biasanya penari berlenggak lenggok mengikuti
instrumen musiknya. Walau terdengar gampang, sebenarnya tarian ini lebih susah
karena membutuhkan kelenturan tubuh.
3. Degung
Degung
menjadi alat tradisional Bandung yang sudah terkenal di penjuru Indonesia.
Degung pertama kali dibuat oleh H.J Oosting sejak 1879. Diambil dari bahasa
belanda “De Gong” artinya gamelan. Alat musik ini kian marak hingga sekarang
dan mengundang banyak peminat seni.
Kalau
didengar bunyinya sih, bisa mengiringi musik dangdut, Jaipongan, mengiringi
Sinden, dan lain-lain.
4. Rampak
Gendang
Alat
tradisional sunda yang satu lagi yaitu rampak gendang. Kata rempak gendang
diambil dari kalimat gendang serempak. Yang terdiri dari beberapa gendang,
gong, saron dan dimainkan secara serempak. Tidak jarang alat musik ini
dimainkan banyak orang bahkan bisa lebih dari 10 orang. Mereka berkolaborasi
memadukan musiknya.
Rempak
gendang biasanya dipadukan dengan berbagai alat musik seperti gitar, gamelan
degung, rebab. Akhir-akhir ini rempak gendang dikolaborasikan dengan tari
jaipong, musik dangdut, sampai lagu pop. Alat musik ini berkesan energik, keren
dan bersemangat.
5. Sisingaan
Sisingaan
mulai diciptakan pada tahun 1975, berasal dari kota Subang. Sebelum terciptanya
kesenian ini, para seniman berdiskusi tentang kesenian Reog di Jawa Timur yang
sangat menarik minat, maka diciptakanlah kesenian yang mampu menunjukan identitas khas Sunda.
Ciri
khasnya membawa boneka-boneka Singa diiringi 4 penggotong pada 1 singa.
Sisingaan pun terbuat dari beberapa jenis. Kayu penggotong terbuat dari bambu,
singa tersebut juga terbuat dari kayu, bulu-bulu ekornya terbuat dari benang
rafia, dan badannya dibungkus oleh kain hingga benar-benar mirip Singa. Tradisi
ini biasanya diadakan untuk menerima tamu khusus, khitanan/sunatan, hari besar
dan acara khusus kesenian
6. Kuda
Renggong
Kesenian
lain yang berasal dari Sunda adalah Kuda renggong, tarian ini berasal dari
Sumedang, Renggong disini artinya keterampilan, kuda yang digunakan telah
dilatih untuk menari mengikuti irama musik, kuda yang dipilih pun tidak
berbadan loyo, rata-rata berbadan tegap dan kuat. Musik yang mengiringinya
adalah kendang.
Sejarah
kuda renggong ini pertama kali muncul dari desa Cikurubuk hingga menyebar ke
kabupaten Sumedang.
7. Bajidoran
Bajidoran
adalah sebuah kesenian rakyat yang berasal dari Subang dan Karawang. Para
penari atau yang biasa disebut Ronggeng akan melenggak lenggok menari
mengikuti tabuhan gendang dan gamelan. Para pria mendekati dan menyawerkan uang
pada Renggong, seseorang yang menyawerkan uang biasanya di sebut Bajidor.
8. Cianjuran
Cianjuran
adalah kesenian dari Cianjur, sebenarnya nama alat musik ini adalah mamaos. Alat musik khas sunda
sejak tahun 1930. Alat musik ini terdiri dari kecapi ricik, dipadukan dengan
suling, rebab, dan kacapi indung. Dibarengi oleh penyanyi dengan berbahasa
Sunda, bernyanyi dengan cengkok mirip Sinden. Bila didengar selintas, kecapi
ini mirip lho dengan kecapi tradisional khas China.
Di
Sunda itu sendiri, biasanya Cianjuran digunakan di perayaan pernikahan,
khitanan, hiburan dan upacara adat.
9. Kacapi
Suling
Sesuai
namanya, kecapi suling yang terdiri dari instrument kecapi dan suling.
4.
Tradisi dan Tahapan Pernikahan adat
Sunda
A. Upacara Adat Sunda Sebelum Akad
Pernikahan
Pernikahan memang satu upacara sakral yang diharapkan sekali
seumur hidup. Bentuk pernikahan banyak sekali bentuknya dari yang paling simple
dan sedikit ribet karena menggunakan upacara adat.
Kekayaan budaya Tatar Sunda tampil lewat upacara pernikahan adatnya yang unik dan kaya makna. Prosesi pernikahan diwarnai humor yang menyegarkan dan mengakrabkan, tapi tak menghilangkan nuansa sakral dan khidmat. Berikut rangkaian tata cara pernikahan adat Sunda sebagai panduan bila Anda ingin menikah secara adat ini :
1) Nendeun Omong (Menyimpan Ucapan)
Nendeun omong (menyimpan ucapan) yaitu pembicaraan orang tua atau utusan pihak pria yang berminat mempersunting seorang gadis. Tahap pertama dalam prosesi pernikahan adat Sunda ini memiliki arti pembicaraan orang tua kedua pihak mempelai atau siapapun yang dipercaya menjadi utusan pihak sang pria yang memiliki rencana mempersunting sang gadis. “Neundeun omong” (dalam bahasa Indonesia berarti menaruh perkataan atau menyimpan janji) ini merupakan pembicaraan di mana orangtua sang pria menginginkan sang gadis untuk menjadi menantunya. Dibutuhkan kepandaian berbicara dan berbahasa, serta tentunya keramahan.
2) Narosan (ngalamar / nyeureuhan )
Tahap ini hampir mirip dengan tahap pertama, akan tetapi dalam lamaran ini, orangtua pihak pria beserta keluarga dekat mendatangi calon besannya membawa makanan atau bingiksan dan membawa “lamareun” sebagai simbol pengikat. Simbol pengikat ini bisa berupa uang, seperangkat pakaian, atau cincin. Selanjutnya, kedua belah pihak mulai membicarakan waktu dan hari yang baik untuk pernikahan.
3) Nyandakeun atau Seserahan
Selanjutnya dilakukan seserahan yang dilakukan 3-7 hari sebelum pernikahan. Dalam tahapan ini calon pengantin pria membawa uang, pakaian, perabot rumah tangga, makanan, dan lain-lain.
4) Ngecagkeun Aisan
Calon pengantin wanita keluar dari kamar dan secara simbolis digendong oleh sang ibu, sementara ayah calon pengantin wanita berjalan di depan sambil membawa lilin menuju tempat sungkeman. Upacara ini dilaksanakan sehari sebelum resepsi pernikahan, sebagai simbol lepasnya tanggung jawab orang tua calon pengantin.
Proferty yang digunakan pada upcara ngaras diantaranya yaitu :
Kekayaan budaya Tatar Sunda tampil lewat upacara pernikahan adatnya yang unik dan kaya makna. Prosesi pernikahan diwarnai humor yang menyegarkan dan mengakrabkan, tapi tak menghilangkan nuansa sakral dan khidmat. Berikut rangkaian tata cara pernikahan adat Sunda sebagai panduan bila Anda ingin menikah secara adat ini :
1) Nendeun Omong (Menyimpan Ucapan)
Nendeun omong (menyimpan ucapan) yaitu pembicaraan orang tua atau utusan pihak pria yang berminat mempersunting seorang gadis. Tahap pertama dalam prosesi pernikahan adat Sunda ini memiliki arti pembicaraan orang tua kedua pihak mempelai atau siapapun yang dipercaya menjadi utusan pihak sang pria yang memiliki rencana mempersunting sang gadis. “Neundeun omong” (dalam bahasa Indonesia berarti menaruh perkataan atau menyimpan janji) ini merupakan pembicaraan di mana orangtua sang pria menginginkan sang gadis untuk menjadi menantunya. Dibutuhkan kepandaian berbicara dan berbahasa, serta tentunya keramahan.
2) Narosan (ngalamar / nyeureuhan )
Tahap ini hampir mirip dengan tahap pertama, akan tetapi dalam lamaran ini, orangtua pihak pria beserta keluarga dekat mendatangi calon besannya membawa makanan atau bingiksan dan membawa “lamareun” sebagai simbol pengikat. Simbol pengikat ini bisa berupa uang, seperangkat pakaian, atau cincin. Selanjutnya, kedua belah pihak mulai membicarakan waktu dan hari yang baik untuk pernikahan.
3) Nyandakeun atau Seserahan
Selanjutnya dilakukan seserahan yang dilakukan 3-7 hari sebelum pernikahan. Dalam tahapan ini calon pengantin pria membawa uang, pakaian, perabot rumah tangga, makanan, dan lain-lain.
4) Ngecagkeun Aisan
Calon pengantin wanita keluar dari kamar dan secara simbolis digendong oleh sang ibu, sementara ayah calon pengantin wanita berjalan di depan sambil membawa lilin menuju tempat sungkeman. Upacara ini dilaksanakan sehari sebelum resepsi pernikahan, sebagai simbol lepasnya tanggung jawab orang tua calon pengantin.
Proferty yang digunakan pada upcara ngaras diantaranya yaitu :
- Palika atau pelita atau menggunakan lilin yang berjumlah tujuh buah. Hal ini mengandung makna yaitu rukun iman dan jumlah hari dalam seminggu.
- Kain putih, yang mengandung makna niat suci.
- Bunga tujuh rupa, mengandung makna bahwa perilaku kita, selama tujuh hari dalam seminggu harus wangi yang artinya baik.
- Bunga hanjuang, mengandung makna bahawa kedua calon pengantin akan memasuki alam baru yaitu alam berumah tangga.
Adapun langkah-langkah pelaksanaan
upacara ngaras adalah sebagai berikut :
- Orang tua calon pengantin perempuan keluar dari kamar sambil membawa lilin/ palika yang sudah menyala,
- Kemudian di belakangnya diikuti oleh calon pengantin peremupan sambil dililit (diais) oleh ibunya.
- Setelah sampai di tengah rumah kemudian kedua orang tua calon pengantin perempuan duduk dikursi yang telah dipersiapkan.
- Untuk menambah khidmatnya suasana biasanya sambil diiring alunan kecapi suling dalam lagu ayun ambing.
5) Ngaras
Upacara ngaras artinya membasuh kedua telapak kaki orang tua sebagai tanda berbakti kepada orang tua. Pelaksanaan upacara ini dilaksanakan setelah upacara ngecagkeun aisan.
Upacara ngaras artinya membasuh kedua telapak kaki orang tua sebagai tanda berbakti kepada orang tua. Pelaksanaan upacara ini dilaksanakan setelah upacara ngecagkeun aisan.
- Calon pengantin permpuan bersujud dipangkuan orang tuanya sambil berkata: “ Ema, Bapa , disuhunkeun wening galihna, jembar manah ti salira. Kersa ngahapunten kana sugrining kalelepatan sim abdi. Rehing dina dinten enjing pisan sim abdi seja nohonan sunah rosul. Hapunten Ema, hapunten Bapa hibar pangdu’a ti salira “
- Orang tua calon perempuan menjawab sambil mengelus kepala anaknya : “ Anaking, ! Titipan Gusti Yang Widi ! Ulah salempang hariwang, hidep sieun teu tinemu bagja ti Ema sareng ti Bapa mah, pidu’a sareng pangampura, dadas keur hidep sorangan, geulis !
- Selanjutnya kedua orang tua calon pengantin perempuan membawa anaknya ke tempat siraman untuk melaksanakan upacara siraman.
6) Siraman
Upacara siraman, artinya memandikan calon pengantin perempuan dengan air yang telah dicampur dengan air bunga tujuh rupa (kembang setaman). Maksud dari upacara siraman adalah sebagai simbol bahwa untuk menuju sebuah mahligai rumah tangga yang suci harus pula diawali dengan tubuh serta niat yang suci pula.
Adapun pelaksanaan upacara siraman adalah sebagai berikut:
Upacara siraman, artinya memandikan calon pengantin perempuan dengan air yang telah dicampur dengan air bunga tujuh rupa (kembang setaman). Maksud dari upacara siraman adalah sebagai simbol bahwa untuk menuju sebuah mahligai rumah tangga yang suci harus pula diawali dengan tubuh serta niat yang suci pula.
Adapun pelaksanaan upacara siraman adalah sebagai berikut:
- Sesudahnya membacakan do’a, orang tua laki-laki dari calon pengantin permpuan langsung menyiramkan air dimulai dari atas kepala hingga ujung kakinya. Setelah itu diteruskan oleh ibunya dengan pelaksanaan sama seprti tadi. Dan setelah itu dilanjutkan oleh para kerabat dengan jumlah harus tujuh orang dan harus sudah menikah.
- Pada siraman terakhir biasanya dilakukan dengan melafalkan jangjawokan (mantra-mantara ).
7) Ngerik
Mengerik bulu-bulu yang berada di sekitar wajah supaya hasil riasannya baik. setelah melaksanakan upacara siraman rangkaian upacara selanjutnya yaitu, ngerik atau ngeningan.
Kata ngeuyeuk berasal dari kata ngaheuyeuk yang berarti mengurus, mengolah. Yaitu, mengurus lembaran-lembaran daun sirih disusun kedua lembar perut daun sirih (beuteung seureuh) disatukan selanjutnya diikat menggunakan tali dari benang (kanteh). Acara selanjutnya yaitu berlomba membuat lukun (gulungan daun sirih yang tekah dibubuhi apu dan gambir).
Acara nyeuyeuk seureuh biasanya dihadiri oleh kedua calon pengantin beserta dengan keluarganya, yang dilaksanakan pada malam hari sebelum acara akad nikah.
Tata cara melaksanakan upacara ngeuyeuk seureuh adalah sebagai berikut:
Mengerik bulu-bulu yang berada di sekitar wajah supaya hasil riasannya baik. setelah melaksanakan upacara siraman rangkaian upacara selanjutnya yaitu, ngerik atau ngeningan.
Kata ngeuyeuk berasal dari kata ngaheuyeuk yang berarti mengurus, mengolah. Yaitu, mengurus lembaran-lembaran daun sirih disusun kedua lembar perut daun sirih (beuteung seureuh) disatukan selanjutnya diikat menggunakan tali dari benang (kanteh). Acara selanjutnya yaitu berlomba membuat lukun (gulungan daun sirih yang tekah dibubuhi apu dan gambir).
Acara nyeuyeuk seureuh biasanya dihadiri oleh kedua calon pengantin beserta dengan keluarganya, yang dilaksanakan pada malam hari sebelum acara akad nikah.
Tata cara melaksanakan upacara ngeuyeuk seureuh adalah sebagai berikut:
- Alat dan bahan ( perlengkapan ) ngeuyeuk suereuh ditaruh diatas selembar tikar pandan, kemudian ditutup memakai kain putih (kain kapan)
- Pemandu acara kemudian memanggil orang-orang yang akan melaksanakan (membantu) upacara ngeuyeuk seureuh yang berjumlah tujuh orang. Angka tujuh dianggap keramat.
- Yang menyaksikan upacara ngeuyeuk seureuh biasanya kebanyakan kaum perempuan. Untuk membedakan antara pelaksana upacara dengan penonton biasanya menggunakan benang putih.
- Anak gadis atau jejaka dilarang menyaksikan upacara ini, karena dipercaya akan sulit mendapatkan jodoh (jomblo).
B. Upacara Adat Sunda Akad
Pernikahan
Pada hari yang telah ditetepkan dan
disepakati oleh kedua keluarga calon pengantin. Rombongan keluarga calon
pengantin pria datang ke kediaman calon pengantin perempuan. Selain
membawa untuk mas kawin biasanya juga membawa barang-barang seperti peralatan
dapur, perabotan kamar tidur, kayu bakar, gentong (gerabah untuk menyimpan
beras).
C. Upacara Adat Sunda Setelah Akad
Pernikahan
Setelah
melaksanakan akad nikah kedua mmempelai masih harus melakukan serangkaian
upacara adat yang disebut bantayan. Orang yang memimpin upacara ini
harus orang yang mempunyai watak humor. Adapun acara adat yang dilakukan pada
upacara bantayan adalah sebagai berikut :
1) Sawer pengantin
Kata sawer berasal dari kata panyaweran , yang dalam bahasa Sunda berarti tempat jatuhnya air dari atap rumah atau ujung genting bagian bawah. Mungkin kata sawer ini diambil dari tempat berlangsungnya upacara adat tersebut yaitu panyaweran.
Bahan-bahan yang diperlukan dan digunakan dalam upacara sawer ini tidaklah lepas dari symbol dan maksud yang hendak disampaikan lepada penganti baru ini, seperti :
a. beras yang mengandung symbol kemakmuran. Maksudnya mudah-mudah setelah berumah tangga pengantin bisa hidup makmur
b. uang recehan mengandung symbol kemakmuran maksudnya apabila kita mendapatkan kemakmuran kita harus ikhlas berbagi dengan Fakir dan yatim
c. kembang gula, artinya mudah-mudah dalam melaksanakan rumah tangga mendapatkan manisnya hidup berumah tangga.
d. kunyit, sebagai symbol kejayaan mudah-mudahan dalam hidup berumah tangga bisa meraih kejayaan.
e. Kemudian semua bahan dan kelengkapan itu dilemparkan, artinya kita harus bersifat dermawan.
1) Sawer pengantin
Kata sawer berasal dari kata panyaweran , yang dalam bahasa Sunda berarti tempat jatuhnya air dari atap rumah atau ujung genting bagian bawah. Mungkin kata sawer ini diambil dari tempat berlangsungnya upacara adat tersebut yaitu panyaweran.
Bahan-bahan yang diperlukan dan digunakan dalam upacara sawer ini tidaklah lepas dari symbol dan maksud yang hendak disampaikan lepada penganti baru ini, seperti :
a. beras yang mengandung symbol kemakmuran. Maksudnya mudah-mudah setelah berumah tangga pengantin bisa hidup makmur
b. uang recehan mengandung symbol kemakmuran maksudnya apabila kita mendapatkan kemakmuran kita harus ikhlas berbagi dengan Fakir dan yatim
c. kembang gula, artinya mudah-mudah dalam melaksanakan rumah tangga mendapatkan manisnya hidup berumah tangga.
d. kunyit, sebagai symbol kejayaan mudah-mudahan dalam hidup berumah tangga bisa meraih kejayaan.
e. Kemudian semua bahan dan kelengkapan itu dilemparkan, artinya kita harus bersifat dermawan.
2)
Nincak endog (menginjak telur)
Mengandung symbol keperawanan dan benih artinya agar pengantin perempuan bisa memberikan keturunan yang baik.
3) Meuleum harupat (membakar lidi )
Mengandung maksud bahwa dalam memecahkan suatu permasalahan jangan punya sifat seperti harupat yang mudah patah tetapi harus dengan pikiran yang bijaksana. Pelaksanaannya yaitu kedua mempelai memegang harupat saling berhadapan dan langsung mematahkannya.
4) Buka pintu
Diawali mengetuk pintu tiga kali. Diadakan tanya jawab dengan pantun bersahutan dari dalam dan luar pintu rumah. Setelah kalimat syahadat dibacakan, pintu dibuka. Pengantin masuk menuju pelaminan..Dialog pengantin perempuan dengan pengantin laki-laki seperti berikut ini :
5) Huap lingkung
Setelah buka pintu dilaksanakan kedua mempelai dipertemukan, dan dibawa ke kamar pengantin untuk melaksanakan upacara huap lingkung.Perlengkapan yang harus disediakan seperti : sepasang merpati, bekakak ayam,nasi kuning, dll.
6) Melepaskan sepasang burung merpat
Upacara ini mengandung maksud bahwa kedua mempelai akan mengarungi dunia baru yaitu dunia rumah tangga.
7) Numbas
Upacara numbas biasa dilaksanakan satu minggu setelah akad nikah. Upacara numbas mengandung maksud untuk memberi tahu kepada keluarga dan tetangga bahwa pengantin perempuan “tidak mengecewakan “ pengantin laki-laki. Upacara numbas dilakukan dengan cara membagi-bagikan nasi kuning.
Mengandung symbol keperawanan dan benih artinya agar pengantin perempuan bisa memberikan keturunan yang baik.
3) Meuleum harupat (membakar lidi )
Mengandung maksud bahwa dalam memecahkan suatu permasalahan jangan punya sifat seperti harupat yang mudah patah tetapi harus dengan pikiran yang bijaksana. Pelaksanaannya yaitu kedua mempelai memegang harupat saling berhadapan dan langsung mematahkannya.
4) Buka pintu
Diawali mengetuk pintu tiga kali. Diadakan tanya jawab dengan pantun bersahutan dari dalam dan luar pintu rumah. Setelah kalimat syahadat dibacakan, pintu dibuka. Pengantin masuk menuju pelaminan..Dialog pengantin perempuan dengan pengantin laki-laki seperti berikut ini :
5) Huap lingkung
Setelah buka pintu dilaksanakan kedua mempelai dipertemukan, dan dibawa ke kamar pengantin untuk melaksanakan upacara huap lingkung.Perlengkapan yang harus disediakan seperti : sepasang merpati, bekakak ayam,nasi kuning, dll.
6) Melepaskan sepasang burung merpat
Upacara ini mengandung maksud bahwa kedua mempelai akan mengarungi dunia baru yaitu dunia rumah tangga.
7) Numbas
Upacara numbas biasa dilaksanakan satu minggu setelah akad nikah. Upacara numbas mengandung maksud untuk memberi tahu kepada keluarga dan tetangga bahwa pengantin perempuan “tidak mengecewakan “ pengantin laki-laki. Upacara numbas dilakukan dengan cara membagi-bagikan nasi kuning.
TRANSKRIP WAWANCARA DENGAN NARASUMBER
Sebelum menulis hasil transkrip
wawancara dengan narasumber yakni Pak Riki Abdillah, kami ingin
menginformasikan bahwa narasumber yang kami wawancarai ini berasal dari Sunda
tetapi pernikahannya tidak memakai adat Sunda. Ini dikarenakan pada saat itu
kondisi dari bapak ibu dari pihak istri tidak dalam kondisi baik. JAdi mereka
memutuskan untuk menikah secara “normal” tanpa adat.
Wawancara Bang Riki
Sarah :
Selamat siang buat bang Riki , bang riki ini asal darimana?
Bang Riki :
Saya asal dari Sunda.
Sarah :
“Kalau istrinya bang riki?”
Bang Riki :
dari, dia dari … ibu dari jawa bapaknya dari batak.
Sarah :
“Tanggal pernikahannya waktu itu tahun berapa?”
Bang Riki :
tanggalnya 7 juli 2008.
Sarah :
“Pernikahan bang riki memakai adat atau?”
Bang Riki
: Kebetulan saya nikah tidak pake
adat jadi pake seperti orang kebanyakan saya lamaran,tentuin tanggal ,ketemu
keluarga,tanggal udah dapet akhirnya saya melangsungkan pernikahannya di KAU
abis itu resepsinya dirumah mertua ditanggal yang sama.
Sarah
: “Jadi hitungannya lama berlangsungnya pernikahan itu berapa hari?”
Bang Riki
: Satu hari penuh dari jam 8 pagi sampai selesainya jam 9 malam.
Paulina
: Tadi bang riki bilang tidak
memakai adat ya berarti disini bisa dikatagorikan pernikahan bang riki ini
pernikahan yang biasa maksudnya pernikahan yang tidak memakai adat yang normal,
mengapa bang riki tidak memilih pernikahan adat karna keliatannya yang saya
ketahui ada adat pernikahannya untuk orang sunda atau istrinya orang orang jawa.
“mengapa kalian memilih untuk tidak memakai adat?”
Bang Riki
:Satu karena dipihak mertua
khususnya ibu mertua dia kurang sehat jadi kalo melangsungkan pernikannya
secara adat memerlukan tenaga yang lebih jadi itu di skip di tidak dilakukan
dan yang kedua dari mertua bapak dia tidak punya waktu banyak kebetulan
dia punya usaha di pasar induk jadi dia
punya waktu hanya dari jam 8 sampai jam 12
Jadi
itulah makanya saya dan istiri saya memutuskan tidak melakukan adat jadi kita
langsung ke intinya aja pernikahan, ijab Kabul, ada saksi sah secara agama dan
hukum lalu kerumah melangsungkan resepsi dan resepsinya hanya sekedar untuk
makan bersama dan segala macam udah sampai situ ajah
Paulina
: oke! “disini pernikahan ini
atas dasar kemauan sendiri atau tidak ?atau karna dijodohkan atau memang ini
pilihannya sendiri?”
Bang Riki
:Kalo ini bersih pilihan sendiri
hanya saja untuk tanggalnya aja dari mertua yang cewek harus dipercepat karna
saya dan istri saya punya rencana
pernikahan di akhir tahun itu di akhir tahun 2008 tapi pihak cewek maksudnya
pihak ibu mertua maunya di percepat karna lebih cepat lebih baik
Sarah :
Oke! “untuk sekarang anak dari bang riki udah ada berapa ?”
Bang Riki
:Alhamdulillah saya punya 2 anak 1
cewek 1 cowok yang anak pertama cewek lahir 20 april 2009 kalo yang kedua lahir di tanggal
13 september 2009 dan semuanya lahir normal tidak ada kendala apapun yang satu
di puskesmas dan yang satu dirumah sakit
dan seperti itu
Sarah : ”Berlangsungnya
pernikahan itu di KUA nya yang berada didaerah mana dan dibagian mananya?”
Bang Riki
: Saya nikah di KUA di aulanya
kebetulan aulannya terletak di KUA kampung duku disitu memang khusus buat orang-orang
yang menikah di daerah kramat jati
kebetulan saya domisili kramat jati jadi saya menikah di KUA kampung
duku,saya dapat jam perikahannya dari jam
8 sampai jam 10 saya nikah karna pihak mertua laki berbeda keyakinan
maka saya di walikan oleh wali hakim yang berasal dari KUA tersebut
Sarah :
“Untuk usia bang riki dengan istrinya perbedaan usianya berapa tahun?”.
Bang Riki :
Kalo ditahun gak sampe setahun jadi saya bedaanya hanya sepuluh bulan.
Sarah :
“Sekarang usia bang riki berapa ?”
Bang Riki : Saya 33 tahun lebih 4 bulan
Sarah : Terima kasih
untuk waktu bang riki sudah mau meluangkan waktunya untuk wawancara saat ini
makasih banyak ya bang riki
Bang Riki :” iya sama-sama.”
Paulina :
kami tunggu ya bang riki foto pernikahannya setidak-tidaknya itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar