SERENA
Pagi berganti malam dan malam berganti pagi Serena terus
berkutik dengan perasaannya. Dia tidak dapat lagi membedakan setiap perasaan
yang datang dan pergi dalam dirinya. Perasaan yang datang dan pergi tanpa ijin. Ntahlah
kapan terakhir Serena tertawa dengan hati. Semua keceriaan dan semua kebahagian
terasa sudah sirna dalam dirinya. Dia merasa hanya tubuhnya yang ada di
dunia ini tapi jiwanya terbang mencari makna dari hidup.
Peristiwa-peristiwa yang dialaminya membentuk menjadi
orang yang memiliki jiwa raga terpisah. Mengapa itu bisa terjadi? Karena Dia semenjak kecil harus hidup seperti bunglon yang menyesuaikan dengan lingkungan
sekitar dan dengan orang yang di hadapinya. Di rumah dia memiliki masalah
sendiri dengan Ayahnya, dimana dia mendapatkan didikan yang bisa dikategorikan
disiplin dan keras. Baginya ayah lebih mempercayai orang lain dibanding
dirinya sendiri.
Hukuman yang didapat Serena bukan didapat semata mata karena
dia melakukan kesalahan melainkan karena sudut pandang orang tua yang bisa
dikatakan sudah ketinggalan jaman, misalkan Serena mendapatkan pukulan dengan
rotan hanya karena dia suka main bola kaki bersama dengan temen-temen
laki-lakinya. Apakah salah jika dia mempunyai hobi bermain sepak bola?menurut
saya tidak 100% salah karena hanya sebatas hobi yang tidak merugikan orang
lain.
Di rumah Serena menjadi anak yang berbeda di sekolahnya. Di
sekolah dia mendapatkan perilaku yang berbeda dari temen temen lain. Teringat
waktu Serena duduk di bangku sekolah dasar, ada satu guru
yang tidak suka dengannya. Dia menyebarkan isu kalau Serena seorang pencuri.
Bukan hanya sebuah gossip hampa yang disebarkan oleh gurunya melainkan gurunya
sempat membuat malu dirinya di depan anak-anak murid lainnya dengan mengatakan
secara lantang sambil menuduh kearahnya kalau dia sudah mengambil sepasang sandal
milik gurunya. Tidak hanya dikalangan temen temen sang guru mempermalukannya
melainkan di depan orang tua murid dengan menyebar luaskan gosip kalau Serena
seorang pencuri. Gosip itupun berkembang
cepat sehingga banyak yang melarang anak anaknya untuk bermain dengannya karena
masuk akal alasan dari setiap orang tua yakni mereka kepingin anaknya memiliki
pergaulan yang sehat baik di antar temen-temennya maupun di antar murid dan
guru.
Serena menerima dan melalui masa sekolah dasarnya dengan
berusaha cuek dan tegar walaupun dia sadar kalau dia sudah tidak kuat untuk
menghadapinya. Dari situlah dia belajar mengontrol seluruh dirinya. Serena
selalu menghibur dirinya dengan mengatakan kepada dirinya kalau hari esok akan
lebih baik dari waktu yang sekarang. Terasa bodoh ketika harus bicara dengan
dirinya sendirinya tetapi hanya itulah yang bisa dilakukannya karena sesampai
di rumah dia harus menyesuaikan diri dengan situasi di rumah. Ga ada waktu
luang baginya untuk memikirkan dirinya
maupun perasaannya. Serena melewati
setiap masalah dengan kalimat bodoh seperti itu dan berusaha tertawa dan tegar.
Serena menjalankan hidupnya sampai sekolah menengah atas
dengan situasi seperti ini. Dia akhirnya tanpa disadari dapat menjadi seorang
bunglon yang berubah-rubah. Dia tidak dapat lagi mengenal apa yang dia cari
dalam hidupnya dan apa yang dapat membuat dirinya bahagia. Di matanya semua
hampir mirip satu sama lain.
Ketika bertumbuh dewasa dan telah melewati masa remajanya,
dia menjadi bingung dan kosong karena semua yang bersentuhan dengannya terasa
kering dan tak punya makna. Serena bertumbuh menjadi seorang wanita yang jiwa
raganya terpisah. Dia tidak pernah lagi tahu peristiwa mana yang lucu atau
peristiwa mana yang tidak lucu. Semua peristiwa tidak menimbulkan respon apa
pun dalam dirinya . Semua terasa bagaikan air yang tenang. Dia tidak pernah memahami dunia yang di
beberapa buku mengatakan dunia terasa bermakna karena adanya cinta.
Sayang….apa itu sayang? Pertanyaan ini mengusik hati Serena
sampai sekarang…hanya saja dia tidak tahu bagaimana menjawabnya secara benar.
Tidak ada pengalaman sayang dalam dirinya. Mungkin dia bisa menjawab pertanyaan
apa itu Saya menurut buku buku yang dibacanya tapi dia
tidak bisa menjawab ketika itu sudah harus berurusan dengan pengalaman
pribadi. Serena pernah beberapa kali mencoba untuk merespon orang yang
menyayanginya hanya saja terlalu sakit dan membuatnya tidak bisa berpikir
jernih. Dia menjadi sosok dingin dan tidak peka ketika berurusan dengan perasaan.
Sering terpintas dalam otaknya untuk mengakhiri hidup yang
jenuh ini, yang tidak ada makna dibalik semua yang dilakukannya, tetapi sampai
detik ini pikiran itu hanya sebatas pikiran karena pengendalian dirinya yang
cukup kuat membuatnya dapat mengontrol dirinya .
Kisah hidup Serena dapat mengajarkan kepada saya dan para pembaca untuk tidak pernah menyerah dengan hidup ini. Walaupun sering hidup ini terasa berat dan tidak mempunyai makna, tapi bukan berarti harus mengakhiri hidup ini. Janganlah melihat penderitaan kita lebih besar dari orang lain. Lihatlah secara terbalik yakni penderitaanku lebih kecil dibanding penderitaan orang lain. #sabtulis