Sabtu, 31 Maret 2018

SERENA


SERENA



     Pagi berganti malam dan malam berganti pagi Serena terus berkutik dengan perasaannya. Dia tidak dapat lagi membedakan setiap perasaan yang datang dan pergi dalam dirinya. Perasaan yang datang dan pergi tanpa ijin. Ntahlah kapan terakhir Serena tertawa dengan hati. Semua keceriaan dan semua kebahagian terasa sudah sirna dalam dirinya. Dia merasa hanya tubuhnya yang ada di dunia ini tapi jiwanya terbang mencari makna dari hidup.

     Peristiwa-peristiwa yang dialaminya membentuk menjadi orang yang memiliki jiwa raga terpisah. Mengapa itu bisa terjadi? Karena Dia semenjak kecil harus hidup seperti bunglon yang menyesuaikan dengan lingkungan sekitar dan dengan orang yang di hadapinya. Di rumah dia memiliki masalah sendiri dengan Ayahnya, dimana dia mendapatkan didikan yang bisa dikategorikan disiplin dan keras. Baginya  ayah lebih mempercayai orang lain dibanding dirinya sendiri.

     Hukuman yang didapat Serena bukan didapat semata mata karena dia melakukan kesalahan melainkan karena sudut pandang orang tua yang bisa dikatakan sudah ketinggalan jaman, misalkan Serena mendapatkan pukulan dengan rotan hanya karena dia suka main bola kaki bersama dengan temen-temen laki-lakinya. Apakah salah jika dia mempunyai hobi bermain sepak bola?menurut saya tidak 100% salah karena hanya sebatas hobi yang tidak merugikan orang lain.

     Di rumah Serena menjadi anak yang berbeda di sekolahnya. Di sekolah dia mendapatkan perilaku yang berbeda dari temen temen lain. Teringat waktu  Serena  duduk di bangku sekolah dasar, ada satu guru yang tidak suka dengannya. Dia menyebarkan isu kalau Serena seorang pencuri. Bukan hanya sebuah gossip hampa yang disebarkan oleh gurunya melainkan gurunya sempat membuat malu dirinya di depan anak-anak murid lainnya dengan mengatakan secara lantang sambil menuduh kearahnya kalau dia sudah mengambil sepasang sandal milik gurunya. Tidak hanya dikalangan temen temen sang guru mempermalukannya melainkan di depan orang tua murid dengan menyebar luaskan gosip kalau Serena seorang pencuri. Gosip  itupun berkembang cepat sehingga banyak yang melarang anak anaknya untuk bermain dengannya karena masuk akal alasan dari setiap orang tua yakni mereka kepingin anaknya memiliki pergaulan yang sehat baik di antar temen-temennya maupun di antar murid dan guru.

     Serena menerima dan melalui masa sekolah dasarnya dengan berusaha cuek dan tegar walaupun dia sadar kalau dia sudah tidak kuat untuk menghadapinya. Dari situlah dia belajar mengontrol seluruh dirinya. Serena selalu menghibur dirinya dengan mengatakan kepada dirinya kalau hari esok akan lebih baik dari waktu yang sekarang. Terasa bodoh ketika harus bicara dengan dirinya sendirinya tetapi hanya itulah yang bisa dilakukannya karena sesampai di rumah dia harus menyesuaikan diri dengan situasi di rumah. Ga ada waktu luang baginya  untuk memikirkan dirinya maupun perasaannya. Serena  melewati setiap masalah dengan kalimat bodoh seperti itu dan berusaha tertawa dan tegar.

     Serena menjalankan hidupnya sampai sekolah menengah atas dengan situasi seperti ini. Dia akhirnya tanpa disadari dapat menjadi seorang bunglon yang berubah-rubah. Dia tidak dapat lagi mengenal apa yang dia cari dalam hidupnya dan apa yang dapat membuat dirinya bahagia. Di matanya semua hampir mirip satu sama lain.

     Ketika bertumbuh dewasa dan telah melewati masa remajanya, dia menjadi bingung dan kosong karena semua yang bersentuhan dengannya terasa kering dan tak punya makna. Serena bertumbuh menjadi seorang wanita yang jiwa raganya terpisah. Dia tidak pernah lagi tahu peristiwa mana yang lucu atau peristiwa mana yang tidak lucu. Semua peristiwa tidak menimbulkan respon apa pun dalam dirinya . Semua terasa bagaikan air yang tenang.  Dia tidak pernah memahami dunia yang di beberapa buku mengatakan dunia terasa bermakna karena adanya cinta.

     Sayang….apa itu sayang? Pertanyaan ini mengusik hati Serena sampai sekarang…hanya saja dia tidak tahu bagaimana menjawabnya secara benar. Tidak ada pengalaman sayang dalam dirinya. Mungkin dia bisa menjawab pertanyaan apa itu Saya  menurut buku buku yang dibacanya  tapi dia  tidak bisa menjawab ketika itu sudah harus berurusan dengan pengalaman pribadi. Serena pernah beberapa kali mencoba untuk merespon orang yang menyayanginya hanya saja terlalu sakit dan membuatnya tidak bisa berpikir jernih. Dia menjadi sosok dingin dan tidak peka ketika berurusan dengan perasaan.

     Sering terpintas dalam otaknya untuk mengakhiri hidup yang jenuh ini, yang tidak ada makna dibalik semua yang dilakukannya, tetapi sampai detik ini pikiran itu hanya sebatas pikiran karena pengendalian dirinya yang cukup kuat membuatnya dapat mengontrol dirinya .

     Kisah hidup Serena dapat mengajarkan kepada saya dan para pembaca untuk tidak pernah menyerah dengan hidup ini. Walaupun sering hidup ini terasa berat dan tidak mempunyai makna, tapi bukan berarti harus mengakhiri hidup ini. Janganlah melihat penderitaan kita lebih besar dari orang lain. Lihatlah secara terbalik yakni penderitaanku lebih kecil dibanding penderitaan orang lain. #sabtulis

Tidak ada komentar:

Posting Komentar